Active Learning di Kelas Rendah

Barang kali kita sering mendengar ungkapan atau pendapat yang mengatakan bahwa sekolah telah memenjarakan anak untuk belajar. Kata memenjarakan di sini tentulah berkonotasi kurang baik. Layaknya di penjara, anak di batasi oleh aturan-aturan yang ketat dengan alasan disiplin dan mencapai kompetensi yang diinginkan. Tapi tujuan itu bagus kan …? Ya untuk tujuan jangka pendek. Tapi untuk jangka panjang …. Coba kita resapi tujuan pendidikan dan hakikat pembelajaran anak di SD. Ada yang bertentangan kah?
Tentu perdebatan mengenai hal ini dapat saja dilakukan, tetapi dalam kesempatan ini tidak perlulah kita terlalu dalam membahasnya.
Sekarang, pernahkah kita bertanya kepada anak, atau menanyakan kepada diri kita sendiri, apakah pembelajaran yang kita lakukan menyenangkan dan berkesan bagi mereka?
Untuk membuat suatu kegiatan pembelajaran menyenangkan dan berkesan sehingga membekas dalam waktu yang lama bagi siswa, sebaiknya kita harus pandai membuat kemasan melalui kegiatan yang menarik. Nah, salah satunya dengan mepergunakan pendekatan student active learning. Kali ini kami coba memberikan satu kemasan yang dapat anda kembangkan.

Salah satu rancangan kegiatan belajar yang dapat kita terapkan di SD khususnya di kelas rendah adalah melalui kegiatan permainan yang melibatkan siswa secara kelompok atau individual. Untuk kelas dengan jumlah siswa yang “gemuk” akan lebih efektif jika dilakukan melalui kegiatan kelompok, disamping itu kegiatan kelompok dapat digunakan sebagai sarana menumbuhkan kecerdasan intra dan interpersonal anak. Berikut ini adalah sebuah ilustrasi pembelajaran di kelas I yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis melalui kegiatan permainan yang melibatkan kelompok anak.

“Hari ini di kelas I SD Bintang Kecil, Bu Jamsa sedang melaksanakan pembelajaran tematik, tema hari ini adalah kegemaran. Siswa Bu Jamsa berjumlah 30 orang denga komposisi 12 laki-laki dan 18 perempuan. Fokus pembelajaran hari ini adalah kemampuan membaca dan menulis serta pengenalan nama dan manfaat sayuran dan buah-buahan  untuk kesehatan.

Bu Jamsa mempersiapkan media berupa kartu huruf dengan komposisi dan jumlah huruf yang telah ia sesuaikan dengan keperluan yang ia pekirakan untuk dapat digunakan oleh enam kelompok siswa. Ia juga menyiapkan enam lembar karton berbagai warna sebagai tempat untuk menempel rangkaian huruf yang nanti dipilih siswa.

Setelah menyampiakan kegiatan pembuka pelajaran, Bu Jamsa membagi siswanya ke dalam enam kelompok dengan komposisi anggota yang ia rancang berimbang antara jenis kelamin dan kemampuan individu siswa dalam setiap kelompok. Kemudian setiap kelompok berkumpul di tempat yang diatur Bu Jamsa, mereka boleh memilih warna karton yang mereka sukai dan Bu Jamsa membantu mereka menempel kartonnya di dinding kelas secara menyebar dengan jarak yang memadai antar setiap kelompok. Bu Jamsa menyiapkan kartu-kartu huruf yang ia tempatkan dalam enam kotak berbeda di depan kelas. Ia memberi arahan agar setiap kelompok hanya mengambil kartu huruf dari kotak yang disediakan untuk kelompoknya.

Setelah menjelaskan aturan-aturan dan prosedur kegiatan, Bu Jamsa mengajukan soal pertama: “Aku adalah syuran, warnaku hijau dan ada juga yang merah, kalau kalian suka memakan aku badan kalian akan kuat dan sehat, Poppeye juga suka sekali dengan aku karena bisa mebuat badanya jadi kuat, siapakah aku?”. Bu Jamsa memberi waktu sebentar kepada siswa untuk berfikir, lalu ia meminta dua orang setiap kelompok untuk mengambil huruf-huruf yang akan dirangkai menjadi nama sayuran tadi. Temannya yang lain bertugas menempel hrurf-huruf sehingga menjadi rangkaian jawaban yang benar. Bu Jamsa memberikan waktu lima menit untuk setiap kelompk menyelesaikan jawabanya.

Bu Jamsa melanjutkan hingga enam soal tentang sayuran dan buah-buahan, setiap kelompok melakukan kegiatan serupa  yang tadi dilakukan dengan pembagian tugas bergantian. Setelah enam soal selesai dikerjakan, Bu Jamsa melakukan penilaian dan mengumumkan kelompok terbaik.

Nah, bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan Bu Jamsa? tentu ada kekurangan dan kelebihannya. Dapatkah kegiatan itu dilakukan di kelas kita? Sepertinya harus dicoba dahulu. Dengan demikian kiat akan tahu kekurangan dan kelebihannya, karena kondisi kelas yang berbeda pasti akan menunjukan hasil dan permasalahan yang berbeda.

Tinggalkan komentar